SUBURJAGAT.COM | Jakarta
Perkembangan teknologi telah menjadi salah satu pendorong utama dalam perubahan besar kehidupan manusia. Dari cara kita berkomunikasi hingga bekerja, teknologi memainkan peran penting yang tidak hanya mempermudah aktivitas sehari-hari tetapi juga membuka cakrawala baru bagi masyarakat global. Seiring berjalannya waktu, kemajuan teknologi terus bertransformasi, menciptakan peluang-peluang baru yang sebelumnya tidak terbayangkan.
Optimisme masyarakat terhadap teknologi juga semakin meningkat. Banyak yang memprediksi bahwa teknologi akan terus berkembang secara eksponensial dan membawa dampak positif di berbagai aspek kehidupan.
Sejarah telah menunjukkan bahwa inovasi teknologi sering kali menjadi solusi bagi tantangan besar, mulai dari permasalahan ekonomi hingga isu lingkungan. Harapan tersebut semakin mencuat, karena masyarakat membayangkan masa depan yang lebih terhubung, cerdas, dan efisien. Meskipun rincian mengenai bentuk perkembangan tersebut belum sepenuhnya jelas, antusiasme untuk berinovasi semakin besar.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi juga membawa kekhawatiran. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Ipsos, sekitar 65% responden memperkirakan bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menyebabkan hilangnya banyak pekerjaan di tahun 2025. Hal ini mencerminkan potensi otomatisasi dalam dunia kerja, di mana banyak profesi berisiko digantikan oleh sistem berbasis AI. Meskipun begitu, kekhawatiran ini juga memicu percepatan adaptasi masyarakat terhadap perubahan dan penyesuaian diri dengan teknologi.
Selain itu, 59% responden memprediksi bahwa lebih banyak orang akan menjalani kehidupan di dunia virtual. Teknologi realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR) yang semakin maju memberikan pengalaman digital yang lebih realistis dan imersif, yang dapat mengubah cara kita bekerja, bersosialisasi, bahkan belajar. Prediksi ini mencerminkan antusiasme yang tinggi terhadap teknologi, tetapi juga kekhawatiran tentang batasan dan pengaruhnya terhadap kehidupan nyata.
Kekhawatiran lainnya muncul terkait dengan kebocoran data pribadi. Sebanyak 57% responden menyatakan bahwa mereka khawatir dengan potensi kebocoran data di internet. Keamanan siber kini menjadi prioritas utama dalam menghadapi era digital, karena kepercayaan terhadap teknologi sangat bergantung pada perlindungan terhadap privasi dan data pengguna.
Selain itu, 48% responden memprediksi bahwa robot akan semakin menyerupai manusia, baik dalam tampilan maupun kemampuan intelektual. Harapan ini menunjukkan ekspektasi terhadap perkembangan robotika yang semakin canggih. Sementara itu, 47% responden berharap agar aturan ketat diberlakukan untuk perusahaan teknologi besar, guna menciptakan keseimbangan antara inovasi dan tanggung jawab sosial.
Tidak ketinggalan, ada juga prediksi menarik mengenai dunia pendidikan. Sebanyak 44% responden memperkirakan bahwa smartphone akan dilarang di sekolah. Prediksi ini mencerminkan dorongan untuk membatasi penggunaan teknologi tertentu di lingkungan pendidikan, guna meningkatkan fokus siswa terhadap pembelajaran.
Di sisi lain, 43% responden optimis bahwa AI akan menciptakan banyak pekerjaan baru. Meskipun ada kekhawatiran mengenai hilangnya pekerjaan, sebagian masyarakat percaya bahwa teknologi akan membuka peluang karir baru, terutama dalam sektor teknologi itu sendiri.
Selain itu, ada juga optimisme bahwa teknologi akan membawa terobosan besar dalam bidang kesehatan. Sebanyak 40% responden berharap bahwa obat untuk kanker akan ditemukan, dan banyak mobil tanpa pengemudi akan terlihat di jalanan.
Semua prediksi ini menggambarkan berbagai harapan, kekhawatiran, dan tantangan yang muncul seiring perkembangan teknologi. Ini membuka ruang untuk diskusi tentang bagaimana manusia dapat mengarahkan teknologi untuk kebaikan bersama, memanfaatkan inovasi dengan bijaksana sambil mengatasi potensi dampak negatifnya. (Red/TH)