SUBURJAGAT.COM | Bekasi
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) menggelar kegiatan restocking atau penebaran 1 juta benih juvenil rajungan di Perairan Laut Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, pada awal pekan ini. Kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Daerah dalam menjaga kelestarian ekosistem laut dan mendukung keberlanjutan perikanan rajungan.
Kegiatan restocking dilaksanakan secara kolaboratif bersama Tim Pengelola Perikanan Rajungan Berkelanjutan (TPPRB), Perhimpunan Kelompok Nelayan Rajungan (PKNR) Jawa Barat dan Kabupaten Bekasi, serta didukung oleh pelaku industri pengolahan rajungan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
Kepala DKP Provinsi Jawa Barat, Rinny Cempaka, S.Pi., M.Si., secara resmi membuka kegiatan tersebut. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa pengelolaan perikanan berkelanjutan hanya dapat terwujud melalui sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor industri.
“Hari ini kita tidak hanya menebar benih rajungan ke laut, tetapi juga menanam harapan—akan laut yang sehat, rajungan yang lestari, dan nelayan yang semakin berdaya. Ini adalah wujud nyata kolaborasi lintas sektor untuk menjaga masa depan perikanan kita,” ujar Rinny.

Rajungan: Komoditas Strategis yang Perlu Diselamatkan
Rajungan merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia dengan nilai ekspor mencapai USD 340 juta pada tahun 2018, dan lebih dari 80% hasil ekspornya ditujukan ke Amerika Serikat. Perairan Laut Jawa, termasuk wilayah utara Jawa Barat, menjadi salah satu sumber utama komoditas ini.
Namun demikian, tekanan terhadap stok rajungan akibat penangkapan berlebih, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan, serta eksploitasi terhadap rajungan bertelur dan berukuran kecil, telah menyebabkan penurunan populasi secara signifikan. Hal ini mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mengambil langkah konservasi melalui Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 33 Tahun 2022 tentang Rencana Pengelolaan Perikanan Rajungan Berkelanjutan 2022–2027.
Kontribusi Masyarakat dan Industri
Restocking kali ini juga mencerminkan keterlibatan aktif sektor swasta dan komunitas nelayan. Setidaknya 19 Unit Pengolahan Ikan (UPI) turut berkontribusi dalam kegiatan ini, termasuk:
PT. Andira Internusa Gemilang, PT. Agro Boga Utama, PT. Brata Adi Laksana, PT. Andalan Samudra Jaya, PT. Perdana Investama Mina, PT. Pan Putra Samudra, PT. Anugerah Berkat Mandiri Bersama, PT. Sumber Inti Pangan, PT. Berkah Bahari Mina Makmur, CV. Mitra Ratu Mandiri, CV. Duta Ratu Pertiwi Lancar, PT. CJ Food Lestari, PT. Karya Persada Khatulistiwa, PT. Kencana Bintang Terang, PT. Pahala Bahari Nusantara, PT. Bumi Menara Internusa, PT. Unimitra Andalan Sejati, dan PT. Fresh On Time Seafood.
Selain itu, lembaga konservasi seperti Starling Resources, serta PKNR di tingkat provinsi dan kabupaten, menjadi pelaksana utama konservasi berbasis komunitas yang terintegrasi dengan masyarakat.

Langkah Lanjutan dan Komitmen Jangka Panjang
Kegiatan restocking ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang pengelolaan perikanan rajungan di Jawa Barat, yang mencakup beberapa inisiatif kunci:
- Pembatasan ukuran tangkap minimum rajungan (>15 cm, tidak dalam kondisi bertelur)
- Penguatan kelembagaan nelayan berbasis kawasan
- Pengembangan budidaya rajungan sebagai solusi alternatif berkelanjutan
- Digitalisasi sistem pelaporan produksi dan pasokan UPI
- Model kolaboratif pemerintah–komunitas–industri dalam konservasi laut
DKP Jawa Barat menyatakan bahwa kegiatan serupa akan dijadikan agenda tahunan dengan target dan evaluasi yang terukur. “Laut adalah masa depan kita. Keberlanjutan perikanan bukan hanya soal menjaga ekologi, tapi juga soal memastikan kesejahteraan masyarakat pesisir dan ketahanan pangan kita ke depan,” tegas Rinny.
Penutup: Menjaga Harapan di Lautan
Kegiatan restocking ini menjadi simbol awal dari babak baru pengelolaan rajungan di Jawa Barat—lebih adil, lestari, dan berbasis gotong royong. Pemerintah berharap, dengan kolaborasi yang berkelanjutan, populasi rajungan di perairan Jawa Barat dapat pulih dan memberikan manfaat ekonomi yang berkesinambungan bagi nelayan lokal dan seluruh rantai industri perikanan. (Sum)