Pemkab Indramayu Mulai Turunkan Kasus TB dengan Program ACF

Suburjagat.com | Indramayu
Dalam rangka mendukung Program Nasional “Quick Win” Presiden RI ke-8, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto, untuk menurunkan kasus Tuberkulosis (TB) sebesar 50% dalam 5 tahun ke depan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indramayu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melakukan berbagai upaya konkret. Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Kabupaten Indramayu, dr. H. Wawan Ridwan, MM, menegaskan komitmen Pemkab Indramayu untuk menangani masalah TB yang masih menjadi beban kesehatan masyarakat. Minggu (26/10/2025).
“Kami berkomitmen untuk mendukung Program Nasional ‘Quick Win’ yang dicanangkan oleh Bapak Presiden RI Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto, untuk menurunkan kasus TB sebesar 50% dalam 5 tahun ke depan. Oleh karena itu, kami akan terus mengintensifkan upaya pencegahan dan pengendalian TB, termasuk pelaksanaan program Active Case Finding (ACF) yang didanai oleh APBN Kemenkes.” katanya.
Kemudian, lanjut dr. H. Wawan Ridwan, program ACF ini merupakan salah satu strateginya untuk mendeteksi dini kasus TB di masyarakat, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti kontak serumah dan kontak erat penderita TB, pasien diabetes mellitus (DM), serta perokok.

Pihaknya juga akan memastikan bahwa bagi yang terdeteksi memiliki akses ke pengobatan yang tepat, termasuk Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) bagi yang memenuhi kriteria.
“Kami berharap dengan kerja sama dan partisipasi aktif dari semua pihak, kita dapat mencapai target penurunan kasus TB yang telah ditetapkan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Indramayu.” Harap Kadis.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Kabid P2P), dr. Dian Larasati, di dampingi dr. Bintang dan tim kesehatan, melaksanakan program Active Case Finding (ACF).
Program ini bertujuan untuk mendeteksi dini kasus TB di masyarakat dengan sasaran utama adalah kontak serumah dan kontak erat penderita TB, pasien diabetes mellitus (DM), serta perokok.
“Tahun ini, sebanyak 20 Puskesmas di Kabupaten Indramayu akan terlibat dalam program ACF ini. Khususnya, kegiatan ini difokuskan di wilayah timur kabupaten, mengingat tingginya angka kasus TB dan kusta di daerah tersebut. Wilayah timur menjadi prioritas karena tingginya kasus TB dan kusta, sedangkan wilayah barat memiliki kasus HIV yang lebih tinggi,” kata dr Dian kepada media ini.
dr. Dian menjelaskan, program ACF ini bukan hanya berhenti pada deteksi dini, tetapi juga memberikan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) kepada mereka yang kontak erat dengan pasien TB dan memenuhi kriteria tertentu.
Pasien yang hasil rontgennya baik, tidak memiliki gejala klinis TB, dan tidak memiliki kontraindikasi terhadap obat TPT akan diberikan TPT di Puskesmas. Tujuannya adalah untuk melindungi mereka dari potensi tertular TB.
Sasaran program ACF ini meliputi orang-orang yang memiliki risiko tinggi untuk tertular TB, seperti kontak serumah dengan pasien TB, kontak erat sosial, pasien dengan imunitas rendah (HIV, DM, dalam kemoterapi), serta individu dengan risiko kerusakan pada saluran pernapasan seperti perokok dan pekerja yang terpapar debu atau bahan kimia.
Dinkes merinci untuk sasaran ACF 150 peserta/Puskesmas, warga binaan 650 orang, dan telah berjalan sejak tanggal 29 September sampai dengan 24 Oktober 2025 lalu, dengan hasil melebihi target 150, yaitu dari Puskesmas Kerticala, Jatisawit, Juntinyuat, dan Pondoh. Total peserta 20 Puskesmas, dan telah terlaksana adalah 2977 peserta pada rekap terakhir.
“Dengan program ini, diharapkan masyarakat Kabupaten Indramayu semakin terlindungi dari ancaman penyakit TB dan target penurunan kasus TB sebesar 50% dalam 5 tahun ke depan dapat tercapai. Pemerintah Kabupaten Indramayu mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung dan berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan pengendalian TB ini.” Harap dr Dian Larasati. (Red/ Lalae)
