SUBURJAGAT.COM | Kuningan
Dengan sekitar luas area 14,831,3 hektar kawasan taman nasional gunung ciremai yang menjadi tanggung jawab pihak balai TNGC kabupaten Kuningan jawabarat.
Dalam tugasnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan hidup di kawasan taman gunung Ciremai,tentunya sangat membutuhkan peran serta masyarakat.
Dan diantaranya dalam penanganan musibah terkait aroma kotoran hewan (Kohe) yang telah terjadi di kawasan Palutungan,yang ber betulan berbatasan dengan kawasan area TNGC,pihak balai TNGC akan memberdayakan pihak masyarakat. Hal tersebut telah disampaikan oleh pihak balai taman nasional gunung Ciremai kabupaten Kuningan jawabarat.
Melalui Maman Surahman S.Hut., M.S i. selaku kepala balai taman nasional gunung Ciremai, Rabu 13/3/2024 kepada awak Suburjagat.com, diruang kerjanya menyampaikan. “di kawasan Palutungan ada musibah terkait aroma dari kotoran hewan,dengan banyaknya peternakan sapi,dan kotorannya di buang kemana saja,” katanya.
“Kawasan Palutungan berbatasan langsung dengan kawasan taman nasional gunung Ciremai ( TNGC) tentunya hal tersebut sangat perlu penangan yang khusus”.
Lanjutnya, “maka dari itu kami pihak balai TNGC kabupaten Kuningan,melalui program pemberdayaan masyarakat, kami bersama masyarakat akan menangani limbah kotoran hewan agar tidak berdampak lagi terhadap lingkungan,” jelasnya Maman.
Maman juga menambahkan, dalam hal ini pihaknya tidak akan mempersoalkan pihak manapun, tanpa melihat siapa leading sectornya, karena bagi kami saat ini yang terpenting adalah keamanan, kenyamanan dan keselamatan, serta untuk kepentingan bersama.
“Pihaknya berencana akan membantu saprolinnya yaitu rumah produksinya dan pipanisasi dengan alat pengolahan – pengolahannya,alat pengering dan kemudian alat penghancur, hingga dapat merubah kotoran hewan ternak sapi menjadi pupuk, dan yang awalnya kotoran hewan itu menjadi persoalan dan berdampak pada lingkungan, dengan konsep yang akan kami bangun, limbah kotoran hewan yang tadinya itu menjijikan bisa berubah menjadi menjanjikan, yaitu limbah kotoran dapat berubah menjadi rupiah, dengan menjadikan limbah kotoran hewan menjadi briket arang, dan dalam menjalankan rencananya tersebut pihaknya akan bekerja bersama dengan salah satu mitranya.” Pungkasnya. (D.R)