SUBURJAGAT.COM | Indramayu
Kepala desa (kades) dan Lurah se-Kabupaten Indramayu diharapkan bisa menangkal terjadinya radikalisme, terorisme dan intoleran di Kota Mangga. Terlebih menjelang agenda hajat demokrasi tahun 2024.
Harapan ini menjadi Langkah serius Pemeirntah Kabupaten Indramayu manakala mengikutsertakan 92 kades dan 8 lurah di Kabupaten Indramayu mengikuti Workshop Kebangsaan 4 Pilar.
Workshop Kebangsaan 4 Pilar ini diselanggarakan Badan Kesatuan, Kebangsaan dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Indramayu bekerjasama dengan Polres Indramayu dan International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP).
Kasubdit Kontra Ideologi Direktorat Pencegahan Densus 88 Polri Ponco Ardhani menyampaikan, Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai 4 pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Maka tegas Ponco, ujung tombak dalam menjaga 4 pilar kebangsaan tersebut yaitu lurah, Kuwu, penyuluh agama dan Babinkamtibmas.
“Mereka sebagai garda terdepan sudah sepatutnya menjaga 4 pilar kebangsaan dan sangat relevan menjelang tahun politik pemilu 2024, bagaimana potensi radikalisme, intoleran dan terorisme dapat dicegah,” tegasnya.
Hal yang sama dikatakan Kapolres Indramayu AKBP DR M Fahri Siregar, bahwasanya kedudukan seorang kades dan lurah bersama TNI hingga Polri menjadi garda terdepan dalam mencegah the radikalisme yang ada di masyarakat.
“Orang yang terpapar paham radikalisme yang melakukan tindakan intoleran dan terorisme adalah orang yang sakit hatinya, sakit pikirannya yang disebabkan oleh akar permasalahan terorisme misalkan ideologis, psikologis, sosial, ekonomi, politik dan sebagainya,” katanya usai membuka Workshop Kebangsaan.
Sehingga diharapkan Kapolres Indramayu AKBP DR M Fahri Siregar, melalui Workshop Kebangsaan 4 Pilar ini bagi kades dan lurah dapat menjadi Trainer Off Training setelah mendapatkan materi tentang Kebangsaan dan bisa ditularkan kepada masyarakat lainnya.
“Diharapkan semoga para peserta yang hadir menjadi pencegah the radikalisme yang ada di masyarakat dan menjadi trainer off training setelah mendapatkan materi tentang Kebangsaan dan bisa di getok tularkan ke petugas dan masyarakat lainnya,” harapannya.
Sementara sambutan Bupati Indramayu Nina Agustina yang disampaikan Asda Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Jajang Sudrajat mengatakan, Ancaman, Tantangan, Hambatan Dan Gangguan (HTAG) menjadi suatu hal yang tidak dapat di abaikan di dalam negara.
Hal ini karena dapat membahayakan keselamatan bangsa, keamanan kedaulatan, keutuhan wilayah, kesatuan republik Indonesia dan kepentingan nasional di berbagai aspek ideologi, politik, ekonomi, budaya , pertahanan dan keamanan.
“Berbagai isu ancaman datang dari Suku, Agama, Ras Dan Antar Golongan (SARA) harus tetap waspada akan hal tersebut, dengan cara pandang kebangsaan yang positif dan di harapkan dengan adanya workshop kebangsaan ini dapat menambah ilmu dan wawasan kebangsaan atau cara pandang di era multidimensi terutama penggunaan media sosial apalagi dalam menghadapi Pemilu 2024,” katanya.
Asda Jajang berpesan kepada kades dan lurah, melalui workshop kebangsaan ini memberikan motivasi dan daya dorong yang besar memiliki sikap, perilaku dan tindakan dijiwai kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 45. (Lut/Diskominfo)